Albumin Ikan Gabus, ekstrak Ikan Kutuk - WA 0823 3404 7371

Albumin Ikan Gabus

Khasiat Albumin Ikan Gabus

Albumin Kapsul | Albumin Ikan Gabus | Albumin Plus
Albumin Kapsul | Albumin Ikan Gabus | Albumin Plus

Albumin Ikan Gabus adalah alternatif bagi anda yang kekurangan albumin. Albumin yang diekstrak dari (protein) ikan gabus ini sangat efektif untuk mengobati penyakit Luka Pasca Operasi, DIABETES MELITUS, luka bakar, luka pasca melahirkan, sirosis hati / liver, PATAH TULANG, dan KANKER.

Albumin Ikan Gabus juga efektif mengobati penderita hipoalbuminemia, Gagal Ginjal, stroke, TBC, memperbaiki GIZI BURUK PADA BAYI & IBU HAMIL, infeksi paru-paru, , HIV/AIDS, autis, prostat, TYPUS, lupus, dan sebagainya. Karena kadar protein pada ikan gabus lebih tinggi dibanding protein pada ikan nila, ikan belida, ikan mas, ikan seluang dan ikan lele.

Dan kini, untuk mendapatkan albumin ekstrak ikan gabus ini sudah tersedia dengan kemasan Albumin Kapsul, dengan merk "Albumin Plus" 

>>> Silahkan Baca Juga : "Kapsul Albumin"

Apa itu albumin? Menurut Prof. Dr. dr. Nurpuji Astuti Daud, MPH, SpGk. Beliau adalah dokter spesialis klinis dari Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan. albumin adalah plasma protein tubuh yang jumlahnya separuh dari total protein tubuh sebesar 7,2 - g/dl. Karena menjadi plasma protein, maka peranan albumin SANGAT VITAL mulai dari penyusun struktur sel, antibodi, enzim, hingga hormon. Albumin ini disintesis oleh sel hati dan dikeluarkan langsung ke pembuluh darah tanpa disimpan.

Seseorang biasanya mengalami kekurangan albumin atau albumin rendah ketika menderita penyakit akut. Seperti kanker, gagal ginjal, dan stroke, kadar albumin nya rendah di darah kurang dari nilai standar yaitu 3,5-5 g/dl. Begitu menurut dokter yang sekaligus peneliti ini.

Lebih lanjut, akibat rendahnya albumin menjadi penyebab tekanan osmotik darah turun sehingga pengangkutan asam lemak, obat, hormon, dan enzim terganggu. Sehingga bisa menyebabkan terjadinya perembesan cairan dari pembuluh darah ke jaringan organ tubuh.

Dari kondisi tersebut biasanya terjadi pembengkakan. Misalnya pada penderita gagal ginjal, akan terjadi pembengkakan di kakinya. Demikian pula pada kasus diabetes melitus. Itulah mengapa, penderita penyakit-penyakit berat perlu memperoleh albumin dari luar tubuh. Jika tidak segera dapat pasokan albumin, maka akan terjadi kerusakan organ tubuh akibat perembesan dan terbenamnya organ tubuh.

Lantas, apakah jika mengkonsumsi albumin berlebihan akan ada efek buruk? Menurut Prof Nurpuji inilah yang sangat menarik dari albumin, jika konsumsi berlebihan albumin ini tidak akan menyebabkan kelebihan albumin (hiper albumin).

Menurut dokter sekaligus peneliti ini, pasien penyakit berat yang berada di rumah sakit biasanya diberi infus albumin atau human albumin untuk pencegahan pembengkakan pada organ tubuh sebagai efek perembesan cairan pada pembuluh darah. Namun harga infus ini cukup mahal. Infus albumin untuk 4 kali pemakaian mencapai Rp. 4 - 5 juta. Penyebab harga mahal adalah karena infus ini memakai protein plasma dari darah manusia.

Oleh karena itu Albumin Ikan Gabus bisa menjadi alternatif. Karena khasiatnya sama. Dengan kadar albumin yang mencapai 21%, harganya jauh lebih murah di banding biaya infus. Sebagai perbandingan, satu botol Albumin Plus dengan isi 30 kapsul, dengan harga Rp. 125.000, memiliki fungsi setara satu botol infus albumin yang harganya mencapai Rp. 1,3 juta per botol.
atau Klik di sini >>> Cara Mudah Untuk Order <<<

Related product you might see:

Share this product :

+ komentar + 4 komentar

1 Oktober 2014 pukul 03.13

Bisakah di teruskan hingga menyusui?sekarang sudah berumur 5 bulan

2 Januari 2015 pukul 06.50

Bisa Bun, Albumin Plus insyaAllah aman untuk siapa saja segala usia.

5 Desember 2015 pukul 02.23

Apa bisa buat orang sakit gagal ginjal dan sudah melakukan cuci darah?

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2013. 0812.5256.1941 Juragan Kapsul Kutuk Albumin Ikan Gabus - All Rights Reserved
ALBUMIN online by Fungsi Albumin Published by Grosir Albumin
Proudly powered by Marzuqi A. Haris